Apa itu perawatan Orthodontik ?
Beberapa di antara kita mungkin memiliki susunan gigi yang tidak beraturan. Ada yang tumpang tindih, berjejal, gigi depan yang maju, atau gigitan silang antara rahang atas dan bawah. Gigi merupakan satu kesatuan dengan struktur sekitar seperti jaringan otot pengunyah, tulang rahang, wajah yang memiliki hubungan erat dan timbal balik. Jadi, gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada struktur tersebut dapat mempengaruhi susunan gigi, demikian juga sebaliknya.
Masalah ini telah lama menjadi cakupan dalam bidang ilmu kedokteran gigi, dan dinamakan Orthodontik. Menurut British Society Of Orthodentics, Orthodentik adalah cabang ilmu kedokteran gigi yang mempelajari pertumbuhan dan perkembangan khususnya tulang rahang dan wajah yang dapat mempengaruhi posisi gigi.
Jadi, perawatan orthodontik tidak semata-mata hanya berurusan dengan merapikan susunan gigi yang tidak rata tapi juga mengembalikan fungsi pengunyahan yang normal. Dengan dilakukannya perawatan orthodontik, pasien diharapkan dapat memiliki susunan gigi yang harmonis sehingga memperbaiki fungsi pengunyahan, cacat muka/asimetri wajah dapat diperbaiki, dan hilangnya rasa sakit yang mungkin terjadi akibat gigitan yang tidak seimbang karena susunan gigi yang tidak rata.
Penyebab maloklusi
Dalam kedokteran gigi, susunan gigi yang tidak beraturan dan hubungan gigi antara rahang atas dan bawah tidak ideal disebut maloklusi. Ada beberapa hal yang menyebabkan maloklusi, di antaranya:
1. Gangguan perkembangan janin, yang dapat disebabkan oleh kelainan genetik atau faktor lingkungan saat ibu sedang hamil. Contohnya obat-obatan yang dikonsumsi ibu saat hamil mempengaruhi proses tumbuh kembang janin, termasuk bagian gigi dan mulut. Namun presentasi maloklusi yang disebabkan oleh hal ini relatif kecil.
2. Gangguan pertumbuhan skeletal (tengkorak kepala) yang dapat disebabkan karena cedera yang dialami janin saat kelahiran, atau proses kelahiran yang sulit sehingga menyebabkan trauma pada kepala janin.
3. Gangguan pertumbuhan gigi, yang dapat disebabkan oleh jumlah gigi yang kurang (anodontia/oligodontia) atau lebih (supernumerary teeth) dari normal. Bisa juga terjadi akibat kehilangan gigi susu secara dini.
4. Kebiasaan buruk, seperti mengisap jempol atau benda lain. Tidak semua kebiasaan buruk ini menyebabkan maloklusi, tergantung sampai berapa lama kebiasaan buruk tersebut bertahan. bila anak masih memiliki kebiasaan ini hingga gigi tetapnya mulai tumbuh, besar kemungkinan ia mengalami maloklusi. Keparahannya bergantung pada seberapa besar tekanan yang diberikan saat ia menghisap jari, posisi jari saat penghisapan, frekuensi dan durasi penghisapan.
Anak yang terbiasa menghisap jari biasanya memberikan penekanan ke arah luar bagi gigi depan atas dan tekanan ke arah dalam bagi gigi depan bawah. Akibatnya posisi gigi depan lebih jauh maju dari gigi bawah, dan ada kemungkinan terjadi gigitan terbuka (open bite).
5. Ukuran gigi dan rahang yang tidak proporsional, biasanya dikaitkan dengan perkawinan antar suku. Bisa terjadi giginya berukuran besar-besar namun ukuran rahangnya kecil sehingga tidak sanggup menampung semua gigi yang ada, sehingga gigi menjadi berjejal.
Mengapa gigi yang mengalami maloklusiperlu perawatan orthodontik ?
1. Gigi depan yang maju, memiliki gigitan silang, atau berjejal dapat mempengaruhi profil wajah. Bila dilihat dari samping, profil wajah seseorang bisa cembung, datar atau rata. Hal ini tentu mempengaruhi estetika.
2. Susunan gigi tidak teratur atau wajah asimetris dapat mempengaruhi estetis dan menimbulkan masalah psikososial bagi penderita. Gigi yang berjajar rapi dengan senyum yang menarik biasanya dihubungkan dengan status sosial yang positif, dan hal ini dapat mempengaruhi kepercayaan diri seseorang.
3. Gigi tertanam dalam tulang rahang yang pergerakannya melibatkan otot-otot pengunyahan dan gerakan sendi rahang. Gigi yang susunannya tidak/kurang ideal dapat menyebabkan gangguan fungsi kunyah atau masalah sendi rahang. Selain itu juga dapat mengganggu penelanan atau bicara.
4. Gigi yang berjejal dan tumpang tindih lebih sulit dibersihkan, sehingga lebih rentan terhadap karies (lubang gigi), penyakit perodontal (jaringan pendukung gigi), atau trauma.
Kapan dirawat orthodontik ?
Perawatan orthodontik lebih baik dilakukan pada saat pasien masih tahap tumbuh kembang. Bila perawatan ini dilakukan pada orang dewasa, kemungkinan waktu perawatan akan lebih panjang karena tulang rahangnya lebih padat. Namun ada juga resikonya bila perawatan dilakukan pada saat masih anak-anak atau remaja, yaitu dapat terjadi rekurensi dimana setelah perawatan selesai gigi kembali memiliki susunan yang tidak beraturan karena proses tumbuh kembang masih berlanjut.
Macam alat orthodontik
Perawatan orthodontik berdasar pada prinsip-prinsip biomekanika. Gigi yang susunannya kurang ideal dibetulkan dengan menggeser gigi hingga mencapai posisi yang ideal. Supaya bisa bergeser, dibutuhkan pemasangan alat orthodontik (seperti kawat orthodontik, bracket, karet elastik, dan masih banyak lagi) yang akan diaktivasi setiap interval waktu tertentu saat pasien datang untuk kontrol. Pada saat alat diaktivasi, terjadi penekanan pada gigi yang diteruskan pada tulang rahang, sehingga akhirnya gigi akan bergeser. Maka ituterkadang pasien akan merasa sakit atau tidak nyaman pada saat pemasangan atau aktivasi alat. Namun tekanan yang diberikan adalah tekanan ringan yang tidak berlebihan, karena jika berlebihan dapat menyebabkan kematian pada gigi.
Pada beberapa kasus maloklusi yang cukup berat, tidak cukup ruangan yang tersedia agar gigi dapat bergeser. Untuk itu perlu dilakukan pencabutan gigi, yang jumlah dan letaknya sangat bergantung pada masing-masing kasus. Namun umumnya ada dua gigi yang dicabut pada masing-masing rahang atas dan bawah. Secara garis besar, alat orthodontik dapat dibagi dua yaitu, alat orthodontik cekat (fixed orthodontik appliances) dan lepasan (removable orthodontic appliances).
Pemilihan jenis alat sangat bergantung kepada diagnosis, dan berat ringannya kasus. Biasanya pada kasus maloklusi ringan yang tidak memerlukan pencabutan, yang digunakan adalah alat orthodontik lepasan. Alat ini dapat dilepas sewaktu-waktu oleh pasien, oleh karena itu tingkat keberhasilan perawatan sangat bergantung pada kedisiplinan pasien itu sendiri.
Salah satu alat orthodontik lepasan adalah expantion arch yang digunakan untuk mengekspansi langit-langit sehingga didapatkan ruangan untuk pergeseran gigi. Pada kasus yang lebih berat, digunakan alat orthodontik cekat yang pemasangan maupun pelepasannya harus dilakukan oleh dokter gigi spesialis orthodontik. Ada juga alat orthodontik cekat yang dipasang pada permukaan dalam gigi sehingga pada saat tersenyum pasien tidak terlihat menggunakan kawat gigi, biasanya terkait dengan alasan estetis.
Pada kasus maloklusi yang melibatkan kelainan skeletal (tulang tengkorak kepala), ada kasus yang diindikasikan untuk penggunaan head gear utnuk mengendalikan pertumbuhan tulang rahang. Pada kasus berat di mana pertumbuhan rahang atas dan bawah tidak normal atau tidak berkembang, perlu dilakukan pembedahan korektif sebelum dilakukan pemasangan alat orthodontik.
Untuk Informasi Lebih Lanjut Mengenai Perawatan Silahkan Hubungi Mydents Dental Care :
Mydents Pamulang : 0856-7330-878
Mydents Bintaro Sektor 9 : 0857-7300-1470
Mydents Bintaro Permai : 0815-8553-2058
Mydents Ciledug : 0815-8553-2057